Budzaemon Uncensored!: Kebijakan Generalisasi

all about budzaemon & uncensored....

Sunday, June 25, 2006

Kebijakan Generalisasi

Secara umum arti generalisasi yang kita kenal adalah pukul rata. Alangkah berbahayanya ketika sebuah keberagaman yang indah harus digeneralisasi. Sebenarnya yang mo gw bahas disini adalah soal Ujian Akhir Nasional atw UAN yang hingga sekarang menyisakan hiruk-pikuk di dunia pendidikan Indonesia. Seperti kita ketahui, sistem UAN yang baru ini ternyata menyisakan tangis bagi sebagian pelajar yang tidak lulus. Jika salah satu nilai dari tiga mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Metematika tidak memenuhi standar nasional (standar yang masih patut dipertanyakan) maka dianggap tidak lulus ujian nasional, dan harus mengulang tahun depan. Bahkan tawaran Ujian Paket C (tau apalagi nih) yang akan dilaksanakan bulan september ternyata dianggap tidak memberikan solusi. Hmm... terlepas dari setuju atau tidak setuju dengan kebijakan ini gw cuma mo nulis keprihatinan gw soal generalisasi seperti yang gw tulis di awal. Bagi gw, alangkah menyedihkan ketika nilai sebuah kelulusan hanya dinilai dari 3 mata pelajaran itu. Seolah-olah pendidikan di negara kita ini hanya mengejar tiga pelajaran saja. Sedikit gw mo cerita, dulu ketika SD bisa dibilang gw termasuk murid yang pandai dalam bidang akademis, hampir setiap caturwulan gw selalu masuk rangking 3 besar. Apakah itu membuat gw bangga? Di satu sisi iya, tapi adakalanya gw merasa sebagai murid yang paling bodoh bahkan merasa malu ketika pelajaran olahraga. Dulu betapa sulit bagi gw memukul bola yang dilambungkan pitcher dalam permainan kasti (lho istilah pitcher bukannya untuk baseball?). dan gw liat anak2 lain yang di kelas kemampuan akademisnya di bawah gw bisa dengan mudahnya memukul bola tersebut bahkan seolah tanpa perlu konsentrasi yang penuh. Berbeda dengan gw yang sudah mengerahkan konsentrasi penuh bahkan dengan bola yang dilempar secara pelan, tidak mampu juga mempertemukan pemukul dengan bola yang menuju ke arah gw. Dari cerita itu gw mo bilang bahwa manusia itu dikaruniai dengan kemampuan yang berbeda2. Bisa jadi dia fasih ketika harus menjawab soal2 fisika ada saatnya pula dia menjadi sangat bodoh ketika harus menyeimbangkan debet dengan kredit. Jadi janganlah manusia mengeneralisasi manusia lain apalagi membuat standar general untuk seluruh manusia.

  • Jadi teringat sebuah adegan di film seri anak2 sesame street : Pertama ada seorang gadis cilik membawa biola, dengan mudahnya naik ke atas panggung. Lalu diikuti seorang tua negro membawa biola pula denga tongkat di tangan. Pria tua itu pun tertatih-tatih untuk naik ke atas panggung. Akhirnya setelah bersusah payah kini pria tua itu bersanding dengan gadis cilik di atas panggung. Si pria tua itu pun berkata kepada gadis cilik : “Terkadang apa yang mudah bagimu, adalah hal yang sulit bagiku.” . Si Gadis cilik itu pun tersenyum lalu si gadis cilik mulai memainkan “Twinkle-twinkle Little Star” dengan biolanya. Melodi twinkle2 little star yang sederhana dimainkan dengan susah payah dan penuh hati2. Kemudian giliran si pria tua memainkan lagu yang sama dengan biolanya. Lagu ini dibawakan dengan melodi yang lebih kompleks, penuh improvisasi namun tentunya tetap enak didengar. Si pria tua itu memainkan biolanya dengan tanpa beban, bahkan memainkan biola sambil memejamkan matanya, seolah tidak perlu lagi melihat dimana dia harus meletakan jari2nya di senar biola agar mendapatkan nada yang tepat. Sangat berbeda dengan gadis cilik di sebelahnya yang memainkannya dengan penuh hati2. Lalu setelah selesai giliran si gadis cilik itu berkata kepada pria tua : “Terkadang apa yang mudah bagimu, adalah hal yang sulit bagiku.” Mereka berdua pun saling pandang dan melempar senyum, lalu diikuti adegan penonton bertepuktangan.

Sebuah fragmen pendek, sederhana namun indah dan mengena. Membuat kita semua sadar setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing2. jadi tidak perlulah mengeneralisasi. Pesan gw buat pemerintah (terserah mo didengar atw tidak, tapi kayaknya sih ga bakal didengar he3x.. capek2in aja loe Buds.. ets biar donk, tugas rakyat mengingatkan pemimpin) Seandainya ingin megeneralisasi standar pendidikan melalui nilai maka sebelumnya generalisasi kualitas sekolah dengan cara :

  1. Tidak ada lagi sekolah yang reot, rusak, bahkan roboh.
  2. Tidak ada lagi guru2 yang berdemo akibat kurangnya kesejahteraan mereka
  3. Tidak ada lagi satu sekolah hanya satu guru (menyedihkan ya?)

Nah klo itu udah terwujud dari Sabang hinga Merauke maka baru silahkan buat standar nilai yang berlaku dari Sabang ke Merauke pula. Untuk semua pelajar di Indonesia yang teraniaya oleh kebijakan UAN. Hidup kalian tidak dinilai dengan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika. Berjuanglah terus, tuntut hak kalian. Semoga kalian nantinya akan bergabung dengan orang2 yang menghargai usaha ketimbang hasil akhir. Terus berdoa aja yah adik2ku, inget doanya orang2 yang teraniaya itu didengar Allah. Kali2 aja besok2 orang2 yang membuat kebijakan ini masuk majalah Hidayah bahkan sampe dimainkan di sinetron Rahasia Ilahi. (terinspirasi dari Metro Realitas, Minggu 25 Juni, dini hari)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home