Lapang Dada dengan Positif Thinking

Terkadang sulit untuk menjadi orang yang sabar dan menerima kenyataan ketika hati kita dipenuhi dengan berbagai prasangka buruk. Entah apakah sangkaan itu benar atw tidak tapi akan lebih baik ketika akhirnya kita mencoba menafsirkan yang terjadi itu dengan bingkai yang positif. Belajar dari seorang bapak penjual nasi goreng keliling. Ketika turun hujan di malam hari otomatis kegiatan berjualannya terganggu. Dia tidak bisa lagi berkeliling mencari pelanggan melainkan hanya memarkir gerobaknya di tepi jalan yang tidak terkena hujan, sambil menunggu hujan reda (istilah kerennya : ngetem (emangnya angkot?)). Di sela2 menunggu hujan itu tiba2 ada seorang mahasiswa berlari2 menuju ke arah gerobak si Bapak penjual nasi goreng. “ Ikutan neduh Pak...” “ Oh ya, monggo.., pulang kuliah atw pulang kerja nak?” si bapak mencoba membuka percakapan “ Pulang kuliah Pak....” “Kok, malem banget?” tanya si bapak lagi “Abis ngerjain tugas dulu di rumah temen, besok dikumpulin, mo ga mo malem ini harus selesai..., Wah pak klo ujan gini, dagangan bisa ga abis donk Pak, kan Bapak ga bisa keliling..” si mahasiswa kini ganti bertanya “Ga papa Nak, yang namanya cari makan wajar klo ada pasang-surutnya...” si bapak menjawab dengan bijaksana “Lagipula yang namanya hujan itu bukti Gusti Allah menurunkan berkahnya ke bumi... Bisa jadi hujan ini bikin sawah di kampung jadi subur, biar masyrakatnya bisa panen. Lha klo mereka ndak bisa panen, nanti saya mo jualan apa tho? Wong yang saya jual nasi..iya kan?” jelas si bapak panjang lebar Sebuah jawaban sederhana tapi sarat dengan nilai-nilai sabar lan narimo khas kejawaan. Mungkin ini yang dinamakan lapang dada dengan selalu berpostif thinking atas sesuatu yang terjadi.. yah dengan lapang dada maka secara tidak langsung akan melahirkan keikhlasan di dalam hati akan semua rencana Tuhan kepada dunia.