Rintik Kala Senja

Rintik kala senja membawa memori pada suasana Rawamangun yang mulai padat dengan aktivitas malam, saat para pedagang mulai mengayuh rezeki di benderangnya lampu kota, diselingi para pegawai berwajah lelah menuju peraduan, sementara Arion dengan sombongnya berdiri di tengahnya

Rintik di kala senja mendinginkan otak yang mulai capek, dengan hawa sejuk tiupan sang Bayu dan tetesan air yang mengembun di dedaunan, meneduhkan mata dengan panorama gelapnya. Sementara di kejahuan mulai tampak bulan mulai beranjak dari persembunyiannya di balik awan

Rintik di kala senja suasana yang ku suka, saat televisi mulai menayangkan berita sore, dengan teh panas serta gorengan di meja, sementara di luar suara lalu lalang roda dua seolah berlomba untuk sampai tujuan, sayup sayup adzan maghrib membelah cakrawala diselingi bocah-bocah yang berangkat mengaji

Rintik di kala senja mengingatkan pada kasih yang tak terucap, kepada dia yang diam di kelas, yang membuat tak sepatah kata pun berani aku ucapkan. Hanya bisa memandang dari hati serta memuja betapa agungnya ciptaan-Nya

Rintik kala senja mulai beranjak malam, rintik pun perlahan pergi dan mata mulai lelah ..hingga akhirnya terlelap