Pesimis

Kalau kemarin ada tulisan gw yang berjudul Jadi Pesimis, sekarang kayaknya gw benar2 sudah pesimis. Yah, kenyataan baru berkata kesempatan gw untuk masuk ke FEUI hangus sudah. Siaaallll.. sedih banget gw... kayaknya mondar-mandir gw selama ini sia2 banget cuma jadi sekedar mimpi2 doank... Asli sekarang gw pengen nangis aja. Apa memang takdir gw jaket kuning dengan makara di dada ga pernah akan gw miliki? Padahal gw udah nyusun sejuta rencana. Sekarang tinggal menghitung hari hingga hari penutupan penyerahan formulir. Seandainya kedua ortu gw tajir tentu gw ga perlu pusing2 kayak gini memilih2 kampus. Alasan gw untuk masuk di UI jelas, masalah ekonomi, yah semahal2nya kampus negeri masih lebih mahal kampus swasta. Bahkan uang 250 ribu untuk pembelian formulir ini sekarang gw pikir lebih baik dialokasikan untuk yang lain saja (beli formulir kampus lain aja kali) begitu gw tau kesempatan gw masuk FEUI sudah sangat sangat dan sangat kecil. Kayaknya tulisan ini berlawanan banget dengan tulisan gw dibawah soal Oom Rossi yang terus berjuang hingga akhir. Habis gimana donk Oom, gw mesti memanfaatkan uang Rp250 ribu ini untuk sesuatu yang lebih berguna dan memiliki kesempatan besar. Bukan mengatakan gambling tapi, apa salahnya kita memberdayakan yang sedikit ini untuk hasil yang terbesar ketimbang untuk menggunakannya untuk hasil yang ga jelas juntrungannya ç=klo kata orang betawi bilang

• Pesan gw buat anak2 UI : You’re lucky Man... jangan sia-siain jaket kuning itu di badan loe. Banyak orang2 di luar sana yang ingin menjadi seperti loe semua... Sori Dez, kayaknya gagal tuh kita jadi satu kampus (halah..sudahlah bikin sedih aja, (mana backsoundnya Konservatifnya The Adams dengan kord2 minor gimana ga sedih?))
• Untuk para kaum kapitalis pendidikan : Semoga Tuhan tidak menganggap kalian telah menjual ilmu-Nya dengan harga yang mahal.
• Tuhan, aku tahu dibalik ini semua ada rahasiaMu yang agung. Berilah diri ini kelapangan hati untuk menjalankan rahasiaMu yang merupakan jalan terbaik untukku dariMu .