Budzaemon Uncensored!: Ternyata Sama

all about budzaemon & uncensored....

Saturday, July 15, 2006

Ternyata Sama

Bagaimana sih rasanya ketika kita memiliki sebuah pola pandang terhadap sesuatu tapi ternyata pola pandang itu dianggap salah karena hanya jumlah kita yang minoritas? Klo yang lalu2 gw lebih baik memilih mundur dari kerumunan itu dengan sebelumnya gw utarakan ke mereka bahwa gw punya pola pandang seperti ini lho, klo mereka bisa menerima yo mari kita jalan terus, tapi klo tidak cocok, yo wis saya mundur dengan baik2. Bukannya gw takut menghadapi perbedaan pola pandang, tapi lebih kepada mendengarkan hati gw yang ga bisa dikekang dan dipaksakan untuk mengikuti suatu sistem. Ternyata ini bukan cuma dirasakan gw, tapi ada salah satu temen gw juga yang sudah lebih dahulu dan lebih lama bergabung di kerumunan itu walaupun usianya lebih muda dari gw. Ternyata dia merasakan hal serupa dengan gw, ketika profesionalitas dicampuradukan dengan ‘kekeluargaan’ yang ada malah ketidakjelasan garis komando perintah (anehnya ketika cara ini gw terapkan ke mereka malah gw dituduh tidak profesional... lucu ya?). Bedanya, klo temen gw ini lebih memilih untuk diam dan menanggapi keadaan ini dengan tindakan yang mengisyaratkan dia tidak akan lama lagi bertahan di kerumunan itu. Karena gw ga mau apa yang terjadi pada gw terulang pada temen gw itu, akhirnya gw bilang ke dia, lebih baik hal ini dibicarakan baik2, jikalau perlu perantara, carilah orang yang diangap cocok untuk menjembatani hal ini. Tapi sepertinya ‘kezuhud-an’ temen gw itu yang lebih memilih diam dan lebih memilih bersiap2 untuk cabut dari kerumunan itu dengan mengkaderisasi. Harapan temen gw ketika dia hengkang dari situ sudah ada yang menggantikan. Menyelesaikan masalah? Sepintas iya, tapi bagi gw hal itu malah tidak baik. Dikhawatirkan maksud baik melalui tindakan temen gw malah disalahtafsir oleh kerumunan itu yang berakibat rusaknya silatrahmi diantara mereka. Solusi yang gw tawarkan kepada temen gw ini berdasarkan : katakan kebenaran walaupun itu pahit (klo ga salah ini hadits deh, ah temen gw itu pasti lebih paham). Perlu digarisbawahi, kadang sikap blak2an itu salah satu cara menghindari diri dari kemunafikan. Buat apa bermanis2 jikalau hati kita tidak sejalan? Hmm... ternyata bukan cuma gw aja yah yang merasakan hal demikian, ternyata temen gw itu juga merasakan hal yang sama. Berarti, sistem yang ada dikerumunan itu ada sedikit yang salah penerapan. So, lebih baik jadi bahan instropeksi diri. Karena gw takut kalau terus2an seperti ini yang ada tidak akan pernah berkembang, yang ada selalu membuat sesuatu yang baru tanpa berusaha mempertahankan dan mengembangkan apa yang sudah ada. Mari kita instropeksi diri bersama yukk..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home