Budzaemon Uncensored!: Anak Tukang Ojek, Lalu Kenapa?

all about budzaemon & uncensored....

Saturday, August 05, 2006

Anak Tukang Ojek, Lalu Kenapa?

Hmm.. sebenernya gw masih mikir2 untuk nulis ini.. tapi cuek deh.. kebenaran harus diungkap yang terpenting adalah kode etik tetap dijalankan. Beberapa minggu yang lalu (menjelang tahun ajaran baru SMA kemarin), gw sempet ngobrol2 dengan salah seorang guru dari SMA Negeri Unggulan terkenal di Jakarta untuk urusan bisnis. Di sela2 obrolan itu tiba2 datang kepala sekolah SMA tersebut. Gw pun diperkenalkan ke kepala sekolah oleh guru itu. Diawali bincang2 basa-basi, si kepala sekolah pun melanjutkan cerita yang isinya semua berkisar kehebatan SMA itu sekarang. “ Iya Mas, rencananya kita mau raker nanti ke Singapura, kemarin kita sudah selesai Pra Raker di Puncak...” Dalam hati gw, raker ke Singapur? Ha3x.. tau deh gw maksudnya. Sambil ketawa munafik gw pun sedikit ‘menyanjung’ si kepala sekolah. Pembicaraan berlanjut hingga akhirnya menyinggung ke topik status ekonomi siswa-siswinya. Sebuah topik yang sangat sensitif bagi gw. Tapi alangkah terkejut gw ketika si kepala sekolah mengeluarkan kata2 “Mas, masa di sini masih ada lho, murid yang bapaknya cuma tukang ojek...” disertai dengan nada sinis dan mimik wajah tidak suka (bisa dibayangkan kan?). Gw cuma bisa tersenyum kecut sambil tetap berusaha mengikuti topik pembicaraan. Tapi hati gw sekarang udah ga bisa diajak munafik2 lagi. Akhirnya dengan alasan masih ada janji dengan klien lain (memang benar kok masih ada janji dengan klien di Tebet, jadi ga boong kan?) gw tutup pembicaraan. Sampai di parkiran gw sempet menatap megahnya sekolah itu. Sambil memakai sarung tangan, jaket dan membuka kunci cakram, hati gw serasa panas ingin marah, ingin menampar wajah si kepala sekolah tadi. Memangnya kenapa jika ada anak seorang tukang ojek ikut menuntut ilmu di wilayah didiknya? Mengapa mimik muka si kepala sekolah tadi seolah tidak suka dan disertai nada sinis ketika menyebutkan kalimat tersebut? Apakah yang berhak menuntut ilmu di lembaga yang megah ini hanya anak2 yang diantarkan dengan mobil atw bahkan membawa mobil sendiri? Toh ini adalah lembaga pendidikan formal milik pemerintah (bukan swasta Man..). Apa karena anak tukang ojek tidak bisa membayar uang sumbangan pembangunan yang ditetapkan? Dari semua pembicaraan tadi akhirnya gw cuma bisa membatin dalam hati (mungkin suuzon juga gw nih). Klo gitu benar donk dugaan gw soal raker ke Singapur. Raker cuma kedok saja, selebihnya? Shopping dan cuci mata (yang gw takutkan itu menggunakan uang yang ditarik dari siswa...) naudzubillah.

  • Ternyata Spanduk di UI itu benar : Orang Miskin Dilarang Bersekolah
  • Mohon maaf apabila ada pihak2 yang tersinggung atw merasa tahu soal tulisan gw ini, tapi gw menulis ini sebagai bagian kepedulian dan rasa memiliki gw terhadap lembaga tersebut.
  • Untuk Ibu Kepala Sekolah yang terhormat, selama ini saya hanya mendengar kabar burung berita miring tentang anda, tapi setelah saya bertemu langsung dengan ibu ternyata? Kabar burung itu benar... terima kasih Bu, anda telah menjelaskan dengan sejelas2nya’ (dibaca: membuka aib anda sendiri) kepada saya.
  • Untuk adek2 SMA itu, buktikan keunggulan SMA tersebut dengan PRESTASI, bukan karena gedung yang bagus, bukan karena bayaran yang mahal, bukan karena dana sumbangan orang tua kalian, serta bukan karena banyaknya sedan yang berjajar di lapangan parkir.

1 Comments:

Blogger Unknown said...

belum

10:56 AM

 

Post a Comment

<< Home