Etika, Berpikiran Terbuka, Dewasa
- (Tulisan ini gw buat karena terinspirasi dari sebuah peristiwa yang baru saja terjadi di antara teman-teman gw. Sebuah permasalahan sederhana, simpel (bahkan menurut gw tidak dewasa) tapi memiliki dampak yang cukup besar, yang membahayakan silaturahmi yang selama ini telah terjalin erat. Memang gw tidak masuk di dalamnya, tetapi sekali lagi ini bentuk kepedulian gw terhadap apa yang disebut TGP2001 )
Milis yang seharusnya bisa menjadi media silaturahmi dan diskusi ternyata malah berubah menjadi ‘medan perang’ pada saat anggota milis tersebut tidak memiliki etika dan tidak mampu berpikiran terbuka. Mengapa? Hmm... sebagai media yang tanpa batas (unlimited) milis merupakan salah satu forum bebas yang di dalamnya semua ‘berlisensi halal’ untuk dibahas. Maka tidak heran ketika para penganut kebebasan berbicara menggunakannya sebagai media yang efektif untuk mengekspresikan suaranya, termasuk mengajak hingga memprovokasi (termasuk gw). Tapi di balik segala kebebasan itu tentunya ada kebebasan orang lain juga yang tidak boleh kita langgar. Istilah kerennya, di setiap hak yang ada pada diri kita terbentur dengan hak-hak orang lain. Walaupun tidak ada hukum tertulis, tapi seolah sudah menjadi konsensus (semoga ngerti istilah konsensus dan tidak salah baca) bersama bahwa setiap media publik harus memiliki etika. Klo kata Plato, etika atw Ethic itu adalah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan (sok tau, padahal baru tau akhir2 ini aja, setelah masuk FISIP :-p). Masalahnya adalah setiap orang memiliki penafsiran berbeda-beda tentang batasan boleh dan tidak boleh. Artinya di sini perlu adanya sikap selektif yang lahir dari sifat ‘kepedulian dan menghargai akan privasi orang lain’. Kira-kira inilah yang disebut kode etik. Sebagai kaum intelektual yang (konon) mengerti seharusnya memahami benar masalah ini kemediaan (bahkan bukankah dulu kita pernah belajar bersama tentang hal ini?). Maka peristiwa yang baru saja terjadi di antara teman-teman gw itu seharusnya tidak perlu terjadi (ah gimana sih loe yang udah pada dapet ijasah n wisuda masa gitu aja ga ngerti, mendingan gw yang ga dapet ijasah tapi bisa mengamalkan ilmu yang didapat.. huehehehe.. peace ah). Sebuah tulisan yang ‘sensitif’ seharusnya tidak dipublish ke sebuah milis yang memiliki kemajemukan latar belakang anggotanya. Jikalau sudah terlanjur bagaimana? (hmm.. makanya sebuah milis seharusnya memiliki moderator yang akitif donk..). Nah inilah bagian kedua dari tulisan ini yang juga akan gw bahas yaitu tentang Berpikiran Terbuka. Sebuah media yang unlimited yang difasilitasi oleh jaringan internet seperti milis, forum, blog dan sebagainya mengharuskan penikmatnya adalah orang-orang yang berpikiran terbuka, siap menerima kenyataan yang terjadi. Tidak semua yang orang lain katakan harus kita setujui, demikian pula sebaliknya tidak semua yang kita katakan orang lain harus menyetujuinya. Artinya bisa jadi sebuah tulisan yang muncul tidak se-ideal yang ada di benak kita. Apa yang harus kita lakukan? Man, ini media unlimited, so, mau tidak mau kita harus berpikiran terbuka (minimal belajar berpikiran terbuka) bahwa ada hampir 6 milyar idealisme di dunia sesuai dengan jumlah kepala manusia di bumi ini. Dari sikap berpikiran terbuka ini akan lahir sikap toleransi, memaklumi, atw bahkan mengerti orang lain. Jikalau belum bisa menerima orang lain, berarti kita juga belum siap untuk terjun ke dalam sebuah komunitas yang tanpa batas, entah itu dari sisi pemikiran atw lainnya. Maka ketika kita sudah berpikiran terbuka diharapkan muncul kedewasaan baik kedewasaan berpikir maupun kedewasaan dalam bertindak. Tapi sekali lagi, batasan dan penafsiran tentang sikap dewasa ini kembali kepada masing2 orang juga yang berarti kembali berjumlah 6 milyar kepala manusia di dunia. Ingat milis adalah ruang publik dua arah, jadi untuk para milister yang mengaku forumnya adalah forum intelektual, ada hal yang ingin gw katakan sebelum anda bergabung ke dalam sebuah milis:
- Etika
- Berpikiran terbuka
- Dewasa
Sekedar solusi jikalau ingin serba ideal menurut pribadi kita sendiri, maka lebih baik berbicara/menulis di ruang publik pribadi misalnya blog. Untuk teman-teman gw di Milis TGP2001 semoga, milis tersebut belum mati. Seandainya kalian menganggapnya demikan, gw cuma berharap milis tersebut hanya pingsan sementara(atw paling parah mati suri) dan gw akan berusaha membuatnya siuman, merawatnya agar sehat sehingga dapat kembali. Tunggu kehadiran saya di milis tersebut
0 Comments:
Post a Comment
<< Home