Obrolan Orang Tua
Senin kemarin merupakan hari pertama gw kuliah setelah bertapa 2 minggu di rumah. berangkat dari rumah di bawah pukul 6 pagi membuat gw sampai di kampus masih sekitar pukul 1/2 7 pagi. Seperti biasa kampus masih sangat sepi,motor gw pun menjadi motor pertama di parkiran kampus, eeits, tidak lama berselang terlihat RX King modifikasi khas dengan suaranya yang meraung2, ga salah lagi itu si Babe. Entah siapa nama sebenarnya, tapi seluruh mahasiswa memanggil beliau dengan sebutan tersebut. Pria berusia di atas 40 tahun itu adalah salah satu staff sekretariat FISIP kampus gw. Gw pun cukup akrab dengan beliau karena memang sering berurusan dengan sekretariat mulai dari urusan kartu ujian, dispensasi, hingga administrasi akademik.
Selesai memarkir motor, Babe tidak langsung ke gedung kampus, melainkan mengajak gw untuk sekedar ngopi pagi di kantin. MEmang suasana kampus pada saat itu juga masih sangat sepi. Peraturan jam kegiatan kampus di mulai jam 8 dan kadang jam segitu saja masih sepi, apalagi jam sekarang ini yakni 1/2 7 pagi. Sambil ngopi, gw banyak mengorek cerita tentang Babe ini. Pembawaannya yang kocak, cair terhadap orang muda, membuat suasana canggung ga ada lagi di antara gw dengan Babe. Tak sekedar Babe pagi itu akhirnya kegiatan ngopi berubah jadi rumpi ala bapak2 ketika beberapa staff adminitrasi dan helper yang memang datang pagi bergabung.
Diskusi ngalor ngidul mulai dari cerita masa muda mereka yang konyol dan terkesan liar, lalu kehidupan keluarga mereka yang kadang susah seperti tuntutan kebutuhan, gaji dan sebagainya hingga nyerempet2 isu politik dibawakan dengan cara yang khas rumpian Bapak2 yang penuh tawa dan candaan.
Tapi satu hal yang cukup membuat gw terkejut ternyata di balik keramahan Babe ini adalah beliau pernah mengikuti suatu kelompok (yang dulu hingga sekarang gw anggap sesat). Tapi itulah enaknya menjadi manusia tanpa seragam seperti gw, dengan keadaan seperti ini gw bisa mengorek banyak cerita-cerita Babe tentang kelompok itu demi mendapatkan perspektif langsung dari pengikutnya.
Terlepas dari latar belakang Babe sebagai pengikut aliran tersebut, pagi itu gw akui banyak nasihat dari Babe yang ditujukan buat gw sebagai generasi muda (yakin masih muda?) yang pada intinya bahwa setiap orang tua pasti ingin melihat anak2nya menjadi manusia yang baik dan berhasil. Sebejat-bejatnya orang tua mereka tidak ingin kita menjadi seperti mereka. Yah, cerita Babe tersebut merupakan cerita dari orang tua yang mampu membuat gw sadar (terkadang untuk menjadi sadar kita harus mendengar cerita tersebut dari perspektif orang lain, bukan dari orang tua sendiri yang mungkin terkesan seperti masuk kuping kiri keluarkuping kanan) apa yang dikatakan Babe, ortu gw, dan mungkin ortu2 lain di luar sana adalah sama, tak ada yang lebih membanggakan bagi orang tua selain melihat anak2nya berhasil dalam hidup, bukan berhasil dalam sisi materi tapi lebih dari itu adlah berhasil dari sisi moral, biarlah hidup berkesusahan tetapi memiliki moral yang teguh (klo kata Babe : jangan hidup berlimpah-limpah materi tapi hasil korupsi, kasian ortunya di akhirat sana disiksa karena tidak mampu mendidik anak2nya).
Hmm.. lucu juga nih, ikut obrolan orang tua di senin pagi (laaah loe juga bukannya udah tua Bud?)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home