Faktor X
Faktor X atau lebih dikenal dengan istilah X-Factor kadang diartikan sebagai suatu hal penentu yang tidak bisa didefinisikan, dijelaskan, ataupun dicari akar penyebabnya. Karena itulah diberi simbol X sebagai pengganti simbol undefinied (sama seperti simbol x dalam matematika aljabar, dimana x adalah bilangan yang belum diketahui dan harus dicari nilainya).
Hmmm.. beberapa minggu ini gw sadar bahwa faktor X akan selalu membayangi kehidupan kita, sekalipun kita telah berusaha sebisa mungkin menghindarinya. Seperti kemarin, sekuat-kuatnya gw mengerjakan tugas kuliah dilsafat, dikejar sampai bergadang-gadang, menghabiskan uang yang cukup banyak untuk ke rental, memborong baca2an berat demi isi tugas, dan akhirnya selesai, namun tepat beberapa jam menjelang tugas itu dikumpulkan kondisi kesehatan gw ngedrop, yang tidak memungkinkan gw untuk jalan ke kampus. Usaha terakhir gw lakukan yaitu menelpon teman gw untuk mengambil tugas tersebut ke rumah dengan harapan tetap bisa diserahkan ke dosen tepat pada hari itu juga. Tapi? kenyataan berkata lain.. temen gw ga bisa untuk ke rumah dan akhirnya gw pasrah.. ya sudahlah, emang tugas yang udah selesai ini ga akan bisa terkumpul pada hari ini.
Menjelang siang tiba-tiba HP gw berbunyi tanda sms masuk, isinya : Bud, dosennya ga masuk, selamet kita, tugasnya dikumpul minggu depan.
Yah, sekuat-kuatnya manusia berusaha pasti ada sebuah kekuatan di luar sana (klo istilah filsafat melalui pendekatan empirisnya disebut sebagai : the truth is out there, hmm mirip kata-kata dalam film x-files yah..) yang menentukan apakah usaha kita berhasil atau tidak. Seperti kasus gw tadi, sekuat2nya gw menyelesaikan tugas tapi ternyata tugas gw itu ga bisa sampai di dosen tepat waktu. Kekuatan apakah itu? sebagai orang beragama, gw percaya itulah yang disebut sebagai ketentuan Tuhan. Artinya semua tindak-tanduk manusia di muka bumi ini tidak lepas dari ketentuanNya. Ketika segala usaha gw akhirnya tidak berhasil, akhirnya bentuk pasrah gw tadi berbuah doa gw agar tugas gw ini tetap bisa dikumpulkan tepat waktu bagaimana pun caranya. Akhirnya, Tuhan berkehendak (dan ini juga mudah bagi Tuhan), dosen gw tidak masuk, maka tugas dapat dikumpulkan minggu depan.
Hmmm... rasanya ini sebuah teguran buat gw, ketika merasa diri serba bisa mengatasi segalanya tapi kadang gw lupa ada kekuatan di luar sana yang mengatur kita, semata-mata agar kita sebagai manusia tidak lupa akan kehadirat sang pencipta. Seperti beberapa hari ini ketika gw berambisi untuk mempertahankan cum laude nilai gw, dengan belajar mati-matian, tugas2 dahsyat, semua itu justru membuat gw sombong dan seolah mampu menghandle semuanya tapi kenyataannya? He3x.. pas ketika ujian, tiba-tiba otak gw blank, soal2 ujian yang mempertanyakan bahan yang baru saja gw pelajari tidak sanggup gw jawab. Demikian pula ketika ada dosen yang dengan otoriternya mencabut hak2 gw untuk mendapatkan nilai, padahal sebelumnya tugas gw adalah tugas yang sempurna (menurut gw). Lucu aja, gw dulu pernah mengalami hal yang lebih dahsyat dari ini tapi gw mampu mengatasinya, tapi mengapa sekarang gw jadi kayak orang kalah perang... sampe tadi nyokap gw akhirnya bertanya
"Kamu kenapa sih? kok kayak orang sakit aja?"
"Ga papa kok Bu..cuma kecapekan doank" jawab gw, padahal alasan gw udah berhari-hari ga ke kampus adalah rasa kesal dan marah gw terhadap satu dosen, tapi berdampak cukup besar.
Yahh, semua ini karena kekhilafan dan kesombongan gw seolah gw mampu menghandle segalanya.. dan lagi-lagi gw sadar bahwa sekuat-kuatnya manusia, tetap dia bergantung pada ketentuan tuhan, bagaimana agar tuhan bisa berkehendak sesuai keinginan kita, jawabnya adalah melalui intervensi doa.
sebagaimana doa yang sering dilafaskan oleh Ust. Yusuf Mansyur yang diambil dari Al Quran Al Imran (CMIIW) :
Tuulijul laila fi nahaar, wa tuulijul nahara fi lail, wa tukhrijul hayat minal mayit, wa tukhrijuul mayita minal hayat...
yang kira-kira artinya, segala urusan itu bagi Allah mudah, Dia bisa memasukkan malam di dalam siang, begfitu juga sebaliknya, termasuk menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup.. bagi Allah membolak-balikkan itu serba mudah... seperti Allah membalikkan keadaan ketika gw yakin tugas kuliah bisa terkumpul dengan tepat waktu dan mendapatkan nilai sempurna ternyata ditentukan lain oleh Allah melalui kesehatan gw sehingga gw ga bisa ke kampus.
Makasih ya Allah udah mengingatkan gw lagi.. gw ga akan sombong lagi.. dan sekarang gw cuma bisa berdoa yang sama, agar semua urusan gw dengan dosen tersebut bisa selesai, dan gw bisa semangat lagi kuliah.
(thx juga buat Beggy atas analoginya : sehebat-hebatnya manusia atheis, ketika naik KRL yang berdesak2an dan kebelet buang air besar, dan tidak mungkin bisa turun, pasti secara tidak langsung dia akan berharap dan menyerahkan sesuatunya kepada faktor X agar dia bisa kuat bertahan menahan rasa kebelet hingga sampai tujuan, ya buat gw faktor x itu tidak lain adalah kehendak Tuhan)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home