Makna antara ‘Aku-Kamu’ dengan ‘Gw-Loe’
Kedua2nya adalah kata ganti, dan bagi masyarakat Jakarta penggunaan keduanya tidak menjadi masalah. Bahkan kata ganti ‘gw-loe’ yang mungkin terdengar kasar dan tidak formal, kadang malah diartikan sebagai bentuk tanda akrab. Contohnya, dulu ada guru gw (tuh kan gw pake istilah gw – loe) di SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti di kelas. Tapi dengan seperti itulah, justru guru ini jadi dihormati dan disegani oleh siswa2nya. Sehingga siswa merasa dekat dan akrab dengannya tapi juga tidak melupakan batas2 hubungan antara guru dengan siswa (ketimbang guru2 lain yang sok wibawa tapi malah akhirnya jadi bahan lecehan oleh siswa2nya). Contoh lain, ada seorang bos yang berusaha menciptakan suasana kerja bersahabat dengan menggunakan kata ‘gw-loe’ di kantornya. Akhirnya? Hmm.. produktifitas kantor itu tinggi, karena perbedaan strata atasan dan bawahan seolah terhapus, sehingga para anak buah tidak lagi ada keraguan untuk memberi masukan ke atasan demi kemajuan kantor. Dampak jangka panjangnya? Rasa memiliki anak buah kepada kantornya juga sangat kental yang berbuah loyalitas. Bahkan ketika ada salah satu anak buahnya pindah, dia merindukan suasana seperti di kantor lama yang kekeluargaan, akrab tanpa melupakan garis komando. Itu hanya sebagian kasus, tapi menurut sobat baik gw Rensky, makna ‘aku-kamu’ itu lebih dalam ketimbang gw-loe. Rensky melihatnya dari perspektif tingkat atw posisi seseorang di hatinya. Maksudnya, semakin orang itu memiliki tingkat atw posisi yang dalam di hatinya maka kata ganti yang dikeluarkan adalah kata ganti ‘aku-kamu’ Jadi teringat ketika salah sorang teman kepergok oleh kekasihnya sedang ber-TTM-an lewat SMS dengan orang lain. “Bagus yah, sekarang kamu udah ‘aku’kamu’ ke dia..” Dari kata2 itu tampaknya memang benar, kata ganti ‘aku-kamu’ memiliki makna lebih dalam di hati ketimbang ‘gw-loe’ dan.. gw pun merasakan, dan sekarang sedang belajar menggunakan kata ‘aku-kamu’ ke seseorang. Dan perspektif Rensky pun gw anut. Bukannya ikut2an tapi memang ketika sudah merasakan sendiri posisi seseorang di hati lebih spesial ketimbang orang lain, tentunya kita juga ingin lebih menghormati, menyanjung orang itu salah satunya dengan mengganti kata ganti ‘aku-kamu’
0 Comments:
Post a Comment
<< Home