Budzaemon Uncensored!: August 2008

all about budzaemon & uncensored....

Monday, August 18, 2008

Roda Pedati (Ketika Semua Berubah I)

Orang2 tua betawi dulu suka bilang : Namanya idup seperti roda pedati, kadang di atas, kadang di bawah, ada senang tentu juga ada sedih... mungkin itu yang sedang dirasakan salah satu sohib gw (dan mungkin termasuk gw, cuma gw berlagak kuat aja di depan dia, bukan apa2, sebenernya nasib gw dan dia ga beda jauh)

Selepas lulus dari sebuah universitas negeri di Puerto Rico (hmm.. saohib gw ini satu almamater ama adek gw) dan sekembalinya ke Jakarta dia merasakan sulitnya mencari kerja, hingga rasanya hidup seperti dikejar2 target untuk segera memiliki pekerjaan tetap. Tidak jarang dia merasa minder ketika harus berkumpul dengan teman2 seangkatan yang kini (konon) sudah mapan. Sebenernya gw cukup bangga dengan temen gw itu, dengan keadaan yang seperti itu dia tetap percaya diri dan tidak berubah sedikit pun dalam pergaulan. Pembawaannya yang ceria (walaupun gw tau dia ga seceria biasanya) dan tetap menjadi penyemarak suasana di setiap kehadirannya. Di sela2 curhatannya sempat2nya justru dia yang menasehati gw dengan nasehat :

"Klo orang bangga dengan keberhasilannya itu hal yang biasa, seperti dulu, rasanya bangga ketika tau nama kita ada di pengumuman kelulusan UMPTN (nama situ ada, nama gw ga ada Bos!) tapi jika ada orang yang bangga dengan kegagalannya dan berusaha untuk memperbaikinya, itu yang jarang kayaknya ya Bud. Seperti sekarang gw tetap percaya diri dengan keadaan gw walaupun ga bsia dipungkiri tuntutan mencari penghasilan tetap menghantui. Tapi gw percaya semua udah diatur, rezekinya, justru pada saat dibawah inilah kita harus tetap bangga dan optimis"

Hmm... bener banget rasanya omongan sohib gw itu, bangga ketika roda pedati ada di atas adalah hal yang biasa, tapi tetap bangga dan tersenyum ketika roda pedati itu ada di bawah itu yang jarang terjadi..jadi inget kata2nya Soichiro Honda : "Sebuah kesuksesan dapat dihasilkan di atas 99% kegagalan" justru klo ga pernah gagal kita ga akan pernah tau nikmatnya arti penting sebuah kesuksesan.. yang terpenting sekarang tetap percaya diri dan bangga walaupun roda pedati sedang di bawah

Buat sohib gw : Keep fighting Bro.. semangat yah.. (kita sama2 berjuang yah..)

Saturday, August 16, 2008

Sori Banget

Duuuhh sori banget buat para pembaca, udah beberapa lama gw ga posting maklum lagi stress jadi ga dapet mood buat nulis tapi pelan2 gw bakal nulis lagi kok.. maaf yah...

MERDEKA!!!

Malem di detik2 (halah) proklamasi malah sempet2nya ke warnet.. yah bukan apa2 demi adek gw yang ingin memuaskan hasratnya (halah) ngadu Counter Strike (hmm mang udah lama juga sih ga maen nih game.. lumayan lah), lagipula tadinya malem ini gw mo ada acara bareng anak2 HIMAKOM (inget ini Himakom yang kantin Mami lho) tapi ga jadi karena ada beberapa kendala (duh udah 3 kali nih tiap bikin acara gagal mulu kenapa ya Bro?)

Klo coba mengenang ke 63 tahun yang lalu, pasti saat ini para founding father kita lagi bingung karena 'diculik' oleh golongan muda ke Rengasdengklok supaya segera memproklamirkan kemerdekaan karena di Indonesia sedang terjadi kekosongan kekuasaan (klo ga salah istilah kerennya vacum of power, tapi klo menurut pembaca tidak demikian atw tidak setuju mohon maaf, soalnya sejarah yg saya kenang ini adalah versi sejarah yang saya terima ketika SD, yakni di era 90an, yang brarti versi Orba).Hmm.. kira2 apa yah komentar para founding father tadi klo melihat negara kita sekarang?Di satu sisi pasti mereka bangga karena bangsa kita sudah bebas dari penjajah, pemerintahan dipegang oleh anak negeri tapi.. (ehmm.. udah ga mo bahas, klo gw bahas ntar gw dianggap orang yang mengaggap negeri ini belum merdeka :-P)

Sempet liat salah satu acara investigasi di TV sore tadi, ternyata masih aja ada 'oknum' aparat negeri ini yang mau2nya berkolusi dengan gerombolan pencopet* (hmm, mungkin trend melihat atasannya kali yah.. klo atasannya kolusi dengan para koruptor kakap, nah ini giliran anak buah cukup kolusi dengan para pencopet) Yah itulah potret negara kita merdeka tapi ternyata masih 'dikuasai' oleh mafia2 aparatur negerinya, hal2 seperti ini yang membuat saya kadang menyesal dan malu mengapa saya dilahirkan sebagai warga negara Indonesia, tapi semua itu rasanya terhapus ketika melihat merah putih yang berkibar di pinggir2 jalan, di depan rumah, di dalam mall... muncul rasa bangga sebagai putra bangsa dari sebuah negeri yang dibangun dari sejarah panjang perjuangan air mata, darah hingga nyawa. Mungkin sama bangga dengan para founding father menyaksikan merah putih dan menyanyikan Indonesia Raya di esok pagi 63 tahun silam.

Doa gw malam ini : Ya Tuhan jadikanlah negeri ini negeri yang merdeka, merdeka dari mafia2 aparat yang telah salah mengurus negeri ini selama 63 tahun sebagaimana telah engkau merdekakan negeri ini dari para penjajah

*Redaksi Sore Trans7 (16 Agustus2008)

Friday, August 01, 2008

Ga Terasa

Rasanya baru kemarin gw dateng ke ni kampus untuk ngambil brosur, baca2, nyiapin duit buat daftar, hingga nyiapin baju putih lengan panjang plus celana item buat Ospek, tapi sekarang? gila ga terasa udah masuk semester 5 aja. Mungkin untuk sebuah kuliah S1, perjalanan gw baru 1/2 jalan dan masih panjang, tapi entah kenapa, bagi gw semester 5 ada semacam nuansa yang beda, sebuah nuansa perjalanan pendidikan ga panjang lagi dan akan segera usai. Mungkin ini pengaruh yang terbawa dari POLTEK tempat kuliah gw dulu... yah di POLTEK semester 5 adalah anak tangga terakhir menuju kelulusan, yang biasanya ditandai teman sudah jarang ada yang dikampus, orientasi sudah masing2, ada yang fokus belajar, ada yang sibuk ngorder cari duit, ada yang deketin dosen utk cari link pekerjaan, ada yang serius pacaran utk menikah (lah???). Sedangkan di sini? Hmmm, rasanya kul disini semata2 cuma ngejar IP doank deh, sebuah susunan angka2 yang menjadi 'dewa' bagi anak2 kuliahan, seolah bangun pagi bermacet2an, berjibaku dengan kebosanan mendengarkan dosen ngoceh di kelas, hingga bergadang2 demi mengetik makalah yang sebagian hasil copy-paste dari internet (damn, kadang klo kepepet bgt gw juga harus ngelakuin itu) cuma untuk mengejar IP tinggi. Klo dipikir2 IP tinggi kayaknya menjadi keharusan jika kuliah di kampus 'blacklist' gini... Beberapa hari yang lalu sempet nongkrong temen untuk nonton ospek kampus dan melihat wajah2 penuh harapan para mahasiswa baru. Bahkan ada bebetapa diantaranya yang pulang dijemput ortunya he3x.. (jadi inget kata2 adek gw waktu ngeliat para calon mahasiswa baru pada daftar kuliah di Puerto Rico : Udah Bu, anaknya suruh daftar sendiri, ini daftar kuliah bukan daftar TK..). Rasanya hal tersebut juga baru terjadi pada gw kemarin eee tau2 sekarang udah semester 5 aja...ternyata waktu memang kadang tidak berasa.

Saat Tragedi Itu adalah Takdir

Jumat minggu lalu, menjelang jumatan, gw menerima sms yang berisi sebuah berita yang sangat menyedihkan. Salah satu teman SMA gw kecelakaan dengan sangat tragis (berita dapat dilihat di detik.com ). Niat gw yang semula malam ini akan rolling thunder bersama teman2 kampus (sori ya Bro qta ga jadi ngebelah Jakarta) langsung gw batalkan dan mulai kontak beberapa teman SMA untuk segera menuju RS. Akhirnya sekitar ba'da maghrib gw sampai di RS dan...

OMG, betapa pilunya suasana saat itu, teman gw tersebut masih terbaring koma di ICU (dan terakhir kemarin gw jengk lagi hari Rabu dia masih belum sadar) RS Cempaka Putih, sementara sang ibu telah lebih dulu meninggalkan dia karena tidak tertolong saat perjalanan menuju RS. Jujur aja, gw 'merasa beruntung' ketika tidak mendapatkan jas steril untuk masuk ke ruangan ICU, karena berarti gw berarti tidak harus menyaksikan langsung kondisi teman gw itu yang sedang berjuang melawan maut, gw hanya bisa mengintip dari kejauhan saja... Dari beberapa cerita teman yang masuk ke dalam ICU, kondisinya sangat parah.

Di dalam mobil ketika dalam perjalanan pulang, gw sedikit merenung dan kembali bertanya pada diri ini.. terkadang takdir bisa begitu kejam dan menyakitkan (tidak terbayang apa yang saat itu dirasakan oleh teman gw dan keluarganya) tapi kita tetap harus menghadapinya.. pertanyaan sekarang adalah : Sanggupkah kita menghadapinya pada saat mendapatkan giliran dari takdir tersebut. Sungguh ini adalah sebuah peringatan berharga bagi kita semua yang masih belum mendapatkan tragedi sebagai sebuah takdir. Wallahu alam bishawab Buat teman gw Aya (Riana Nasution) : Tetap tabah n semangat yah.. ini semua udah digariskan oleh Tuhan.